Stunting
adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam
waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi.
Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia
dua tahun.
Selain
pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang
tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang,
serta prestasi sekolah yang buruk.
Menurut PJ Program Gizi, Angka Stunting di wilayah Puskesmas Moropelang tergolong tinggi, dari 8 Desa yang ada.
Walaupun
Stunting dianggap masalah yang genting, namun Puskesmas Moropelang tidak pernah
pusing. Segala ide, upaya, cara dan solusi terus dicari.
Kejasama
dilakukan dengan berbagai pihak, lintas program dan lintas sektor. Koordinasi
dengan berbagai pihak terkait tidak pernah berhenti, dengan harapan bisa
merubah generasi Stunting saat ini menjadi generasi Penting di masa depan.
Hal
ini diawali dengan upaya Sosialisasi tentang Stunting dan Permasalahannya serta
penaggulangannya kepada masyarakat umum, ibu hamil, ibu balita, kader kesehatan
dan pihak terkait. Kegiatan itu meliputi :
1.
Membawa /
membicarakan masalah Stunting dalam MUSDES ( Musyawarah Desa )
Kegiatan MUSDES ini untuk menyamakan persepsi bahwa
untuk menyelesaikan masalah Stunting
harus melibatkan berbagai pihak.
2.
Penyuluhan
tentang Stunting
Kegiatan penyuluhan ini dilakukan untuk masyarakat
umum khususnya ibu hamil dan ibu balita diwilayah kerja Puskesmas Moropelang,
dengan tujuan umum memberi pengetahuan tentang Stunting pada anak dan cara
mencegahnya. Dan tujuan khususnya adalah :
a. Menjelaskan
tentang pengertian Stunting
b. Mengerti penyebab
Stunting
c. Mengerti ciri
anak dengan Stunting
d. Mengerti pengaruh
Stunting pada anak
e. Mengerti
pencegahan Stunting pada anak
f. Mengerti
penaggulangan Stunting pada anak
3.
Coocing Class
Dengan Coocing Class akan didapatkan peningkatan
pengetahuan tentang makan yang sehat, mulai dari cara pemilihan bahan,
penatalaksaan bahan, cara memasak sampai cara menyimpan, agar makanan tetap
sehat. Selain itu dengan coocing class peserta bisa lebih aktif berinteraksi
sehingga mendapat manfaat langsung dari efektifitas tutorial.
4.
Kelas Ibu Hamil
Dengan Kelas Ibu Hamil, wujudkan ibu hamil yang sehat
dan selamat.
Kelas Ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil
dengan umur kehamilan antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu ( menhelang
persalinan ) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang
kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama hamil, perawatan kehamilan,
persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir,
mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular sexual dan akte
kelahiran.
Sedang keuntungan kelas ibu hamil adalah materi
diberikan secara menyeluruh dan terencana, penyampaian materi lebih
komprehensip karena ada persiapan petugas sebelum penyajian materi, dapat
mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topic tertentu,
waktu pembahasan materi lebih efektif karena pola penyajian materi terstruktur
dengan baik, ada interaksi antas petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat
pembahasan materi dilaksanakan. Dilaksanakan seacar berkala dan
berkesinambungan, dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil
dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim
pembelajaran.
5.
Kelas Ibu Balita
Kelas ibu balita merupakan suatu aktifitas belajar
kelompok dalam kelas dengan anggota beberapa ibu yang mempunyai anak balita (
usia 0-5 tahun) dibawah bimbingan 1 atau beberapa fasilitator ( pengajar )
dengan memakai buku KIA sebagai alat pembelajaran dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan, merubah sikap dan perilaku ibu hamil tentang
kesehatan balita, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Manfaat yang diharapkan bagi ibu balita dan
keluarganya, kelas ibu balita merupakan saran untuk mendapatkan teman, bertanya
dan memperoleh informasi penting yang harus dipraktekkan.
Manfaat bagi petugas kesehatan, penyelenggaraan kelas
ibu balita merupakan media untk lebih mengetahui tentang kesehatan ibu balita,
anak dan kelurganya serta dapat menjalin hubungan yang lebih erat dengan ibu
balita serta kelurganya dan masyarakat.
6.
Pemberian Tablet
Tambah Darah pada Remaja Putri
Kegiatan ini dilakukan di sekolah-sekolah dengan
harapan remaja putri sebagai calon
Upaya pemberian Tablet Zat Besi ke sekolah-sekolah
untuk remaja putri ini dilakukan untuk meminimalisasi perempuan usia muda
mengalami anemia. Jika seorang remaja putri menderita anemia, kemudian menikah
dan hamil, maka akan berpotensi melahirkan bayi dengan tubuh pendek ( Stunting
) atau berat badan lahir rendah ( BBLR ). Hal ini disebabkan karena kurangnya
suplay oksigen dan makanan ke janin selama masa kehamilan.
Dengan
segala dan upaya yang telah dilakukan, Alhamdulillah permasalahan Stunting di
wilayah kerja Puskesmas Moropelang dapat di tekan dan akhirnya angka Stunting
menurun.(Indi)