Jumat, 08 November 2019

Dari Stunting Menjadi Generasi Penting


     Stunting adalah masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu lama, umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Selain pertumbuhan terhambat, stunting juga dikaitkan dengan perkembangan otak yang tidak maksimal, yang menyebabkan kemampuan mental dan belajar yang kurang, serta prestasi sekolah yang buruk.

Menurut PJ Program Gizi, Angka Stunting di wilayah Puskesmas Moropelang tergolong tinggi, dari 8 Desa yang ada.

Walaupun Stunting dianggap masalah yang genting, namun Puskesmas Moropelang tidak pernah pusing. Segala ide, upaya, cara dan solusi terus dicari.
Kejasama dilakukan dengan berbagai pihak, lintas program dan lintas sektor. Koordinasi dengan berbagai pihak terkait tidak pernah berhenti, dengan harapan bisa merubah generasi Stunting saat ini menjadi generasi Penting di masa depan.

Hal ini diawali dengan upaya Sosialisasi tentang Stunting dan Permasalahannya serta penaggulangannya kepada masyarakat umum, ibu hamil, ibu balita, kader kesehatan dan pihak terkait. Kegiatan itu meliputi :

1.    Membawa / membicarakan masalah Stunting dalam MUSDES ( Musyawarah Desa )
Kegiatan MUSDES ini untuk menyamakan persepsi bahwa untuk menyelesaikan masalah Stunting harus melibatkan berbagai pihak. 

 

2.    Penyuluhan tentang Stunting
Kegiatan penyuluhan ini dilakukan untuk masyarakat umum khususnya ibu hamil dan ibu balita diwilayah kerja Puskesmas Moropelang, dengan tujuan umum memberi pengetahuan tentang Stunting pada anak dan cara mencegahnya. Dan tujuan khususnya adalah :
a. Menjelaskan tentang pengertian Stunting
b. Mengerti penyebab Stunting
c.  Mengerti ciri anak dengan Stunting
d.  Mengerti pengaruh Stunting pada anak
e.  Mengerti pencegahan Stunting pada anak
f.   Mengerti penaggulangan Stunting pada anak


3.    Coocing Class
Dengan Coocing Class akan didapatkan peningkatan pengetahuan tentang makan yang sehat, mulai dari cara pemilihan bahan, penatalaksaan bahan, cara memasak sampai cara menyimpan, agar makanan tetap sehat. Selain itu dengan coocing class peserta bisa lebih aktif berinteraksi sehingga mendapat manfaat langsung dari efektifitas tutorial.

4.    Kelas Ibu Hamil
Dengan Kelas Ibu Hamil, wujudkan ibu hamil yang sehat dan selamat.
Kelas Ibu hamil adalah kelompok belajar ibu-ibu hamil dengan umur kehamilan antara 4 minggu sampai dengan 36 minggu ( menhelang persalinan ) dengan jumlah peserta maksimal 10 orang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengetahuan, merubah sikap dan perilaku ibu agar memahami tentang kehamilan, perubahan tubuh dan keluhan selama hamil, perawatan kehamilan, persalinan, perawatan nifas, KB pasca persalinan, perawatan bayi baru lahir, mitos/kepercayaan/adat istiadat setempat, penyakit menular sexual dan akte kelahiran.
Sedang keuntungan kelas ibu hamil adalah materi diberikan secara menyeluruh dan terencana, penyampaian materi lebih komprehensip karena ada persiapan petugas sebelum penyajian materi, dapat mendatangkan tenaga ahli untuk memberikan penjelasan mengenai topic tertentu, waktu pembahasan materi lebih efektif karena pola penyajian materi terstruktur dengan baik, ada interaksi antas petugas kesehatan dengan ibu hamil pada saat pembahasan materi dilaksanakan. Dilaksanakan seacar berkala dan berkesinambungan, dilakukan evaluasi terhadap petugas kesehatan dan ibu hamil dalam memberikan penyajian materi sehingga dapat meningkatkan kualitas sistim pembelajaran.

5.    Kelas Ibu Balita
Kelas ibu balita merupakan suatu aktifitas belajar kelompok dalam kelas dengan anggota beberapa ibu yang mempunyai anak balita ( usia 0-5 tahun) dibawah bimbingan 1 atau beberapa fasilitator ( pengajar ) dengan memakai buku KIA sebagai alat pembelajaran dengan tujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, merubah sikap dan perilaku ibu hamil tentang kesehatan balita, gizi dan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
Manfaat yang diharapkan bagi ibu balita dan keluarganya, kelas ibu balita merupakan saran untuk mendapatkan teman, bertanya dan memperoleh informasi penting yang harus dipraktekkan.
Manfaat bagi petugas kesehatan, penyelenggaraan kelas ibu balita merupakan media untk lebih mengetahui tentang kesehatan ibu balita, anak dan kelurganya serta dapat menjalin hubungan yang lebih erat dengan ibu balita serta kelurganya dan masyarakat.

6.    Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri
Kegiatan ini dilakukan di sekolah-sekolah dengan harapan remaja putri sebagai calon
Upaya pemberian Tablet Zat Besi ke sekolah-sekolah untuk remaja putri ini dilakukan untuk meminimalisasi perempuan usia muda mengalami anemia. Jika seorang remaja putri menderita anemia, kemudian menikah dan hamil, maka akan berpotensi melahirkan bayi dengan tubuh pendek ( Stunting ) atau berat badan lahir rendah ( BBLR ). Hal ini disebabkan karena kurangnya suplay oksigen dan makanan ke janin selama masa kehamilan.
Dengan segala dan upaya yang telah dilakukan, Alhamdulillah permasalahan Stunting di wilayah kerja Puskesmas Moropelang dapat di tekan dan akhirnya angka Stunting menurun.(Indi)